Klik Disini Pasti Untung - Iklan Sponsor

Sabtu, 26 Desember 2009


MAKNA KEBEBASAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI ERA OTONOMI PENDIDIKAN

PENDAHULUAN
Otonomi pendidikan sebagai hasil dari perjuangan reformasi di bidang pendidikan pada akhirnya memunculkan beberapa kebijakan di bidang pendidikan seperti Manajemen Berbasis Sekolah (school-based management), dan rencana implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (curriculum-based competence), dan Kurikulum Berbasis Sekolah (school-based curriculum).
Reformasi di bidang pendidikan, meskipun dikatakan oleh Surakhmad (2002) secara psikologis dan politis dirasakan amat terlambat dan secara teknis dikatakan terlalu cepat, pada dasarnya merupakan salah satu dari ‘tekad’ dan ‘gebrakan’ bangsa Indonesia yang harus tetap dijaga untuk melakukan perbaikan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Berbagai predikat, peristiwa dan kasus ‘negatip’ yang telah dan sedang dialami bangsa Indonesia, seperti sebutan bangsa yang akrab dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme dengan segala perangkat kata sinonimnya, sebagiannya adalah karena akibat dari salah urus dalam menata pendidikan.

Dari kondisi itu tidak mengherankan kalau kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan, berada pada urutan paling belakang dibandingkan dengan pendidikan bangsa-bangsa lain di tingkat regional maupun internasional. Hal tersebut tercermin, antara lain, dari hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yang dilaksanakan oleh International Educational Achievement (IEA) menunjukkan bahwa peserta didik SD di Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 negara peserta studi. Sementara untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), studi untuk kemampuan matematika, peserta didik SLTP di Indonesia hanya berada pada urutan ke-39 dari 42 negara, dan untuk kemampuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juga berada pada peringkat ‘buncit’, yaitu urutan ke-40 dari 42 negara peserta (Bappenas, 2000).
Sebagai ujud reformasi di bidang pendidikan itu, maka bermunculan berbagai perubahan dan penyempurnaan peraturan perundangan seperti: perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Perguruan Tinggi dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Sebagai Badan Hukum, PP Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar; disempurnakan menjadi PP Nomor 55 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.
Di samping itu, sebagai bentuk realisasi dari keinginan reformasi dan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan seperti yang dituangkan dalam Propenas, Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia menerbitkan surat Keputusan Mendiknas Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.

Surat keputusan itu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Beberapa perubahan dan penambahan aturan perundangan itu diharapkan mampu mengangkat kualitas pendidikan di Indonesia sesuai dengan keinginan dan demokratisasi pendidikan. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management), sebenarnya merupakan bentuk riil keinginan bangsa Indonesia untuk menuju sistem penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik, demokratis dan manusiawi. Keinginan dan harapan perubahan itu paling tidak seperti yang dicantumkan dalam Buku Pedoman Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) oleh Direktorat SLTP Ditjen Dikdasmen Depdiknas seperti yang diadopsi dalam bagan berikut.
Meskipun implementasi MBS ini memerlukan perjuangan berat bangsa Indonesia dan membutuhkan waktu yang cukup panjang (time consuming), dalam pandangan Noble (1996), MBS itu diharapkan dapat:
(1)meningkatkan prestasi akademik peserta didik (academic achievement),
(2)meningkatkan pertanggung jawaban (accountability) diantara para pengambil kebijakan,
(3)meningkatkan pemberdayaan (empowerment) ke arah perbaikan budaya sekolah (school culture), dan untuk kegunaan politis (political utility) karena para pengambil kebijakan di masyarakat (local players) benar-benar mengetahui apa yang diperlukan untuk meningkatkan sekolah.

Desentralisasi pendidikan di samping merupakan kebijakan yang diharapkan mampu menumbuh-suburkan proses demokratisasi pendidikan, kebijakan itu juga dapat menciptakan pendidikan yang lebih demokratis. Zamroni (2001) melukiskan paradigma pendidikan yang demokratis itu dan membandingkannya dengan paradigma birokratis seperti yang pernah dipraktekkan bangsa Indonesia selama beberapa dekade yang lalu. Ilustrasi pendidikan yang demokratis itu tertuang pada tabel berikut.
Muara dari tuntutan dan keinginan bangsa Indonesia tentang desentralisasi atau otonomi pendidikan itu adalah pada Manajemen Berbasis Sekolah (School-Based Management), yang kemudian konsekuensi logisnya akan diikuti dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (curriculum-based competence), dan Kurikulum Berbasis Sekolah (school-based curriculum) serta Penilaian Berbasis Kelas (classroom-based evaluation). Meskipun di negara-negara lain manajemen berbasis sekolah (MBS) itu telah digulirkan sejak tahun 1970-an, MBS mencuat kuat di Indonesia sejak tahun 2000-an, karena adanya reformasi di bidang pendidikan.
Menurut Cheng (2001), MBS merupakan salah satu kecenderungan internasional yang paling menonjol dalam reformasi di bidang pendidikan (the most salient international trends of school reform). MBS memberikan banyak kesempatan dan kebebasan kepada para guru, orang tua, pendidik, pengelola pendidikan, dan pemimpin pendidikan untuk memikirkan kembali praksis pendidikan, mengembangkan mereka sendiri, mengubah peranan dan membuat inovasi serta meningkatkan kualitas lulusan.

KEBEBASAN KREATIFITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
Kelas merupakan unit terkecil tetapi terdepan tempat berlangsungnya proses pembelajaran. Meskipun sebagai unit terkecil, tempat proses pembelajaran itu memegang peranan paling penting dalam pembentukan kualitas peserta didik. Mengingat pentingnya peranan kelas ini, maka kemerdekaan guru dalam membina berlangsungnya proses pembelajaran harus memperoleh perhatian yang proporsional dalam perbaikan kualitas pendidikan melalui desentralisasi pendidikan atau manajemen berbasis sekolah.
Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berkaitan langsung dengan proses pembelajaran di kelas. Sebagai contoh Noble (1996), mengatakan bahwa MBS berkorelasi positif terhadap kehadiran guru (attendance), kepercayaan (trust) dan kepuasan guru (job satisfaction) dalam mengajar. Keempat hal itu merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran di kelas. Hal ini merupakan isu yang amat penting karena guru sebenarnya merupakan orang nomor satu dan mempunyai otoritas penuh dalam menentukan proses pembelajaran di kelas. Agar tercipta pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan keinginan perbaikan kualitas pendidikan, maka perlu dilihat terlebih dahulu bagaimana pemahaman guru tentang otonomi pendidikan, skenario pembelajaran ke depan, serta tantangan guru dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi (curriculum based competency). Kesempurnaan ketiga hal di atas merupakan kunci suksesnya perbaikan kualitas melalui desentralisasi pendidikan.

A.Pemahaman Guru tentang Otonomi Pendidikan
Hasil pengamatan penulis terhadap pemahaman guru tentang implementasi desentralisasi pendidikan di lapangan masih menunjukkan hal yang cukup bervariasi, dan belum semua guru benar-benar mengetahui pemberlakuan dan makna desentralisasi pendidikan di sekolah. Hal ini paling tidak dapat dibedakan menjadi dua kelompok yang cukup dominan, yaitu :
Sebagian guru, baik pada pendidikan dasar maupun menengah rajin mengikuti perkembangan kebijakan pendidikan. Kelompok ini diwakili oleh mereka yang berada di perkotaan, mereka cukup mempunyai kreativitas dan keingintahuan (curiousity) yang cukup tinggi untuk meng ‘up date’ ilmu pengetahuan yang mereka kuasai.
Mereka merasakan bahwa desentralisasi pendidikan memberikan perbedaan kebebasan guru dalam penjabaran kurikulum, penentuan buku pelajaran (termasuk penentuan penerbit) serta pelaksanaan evaluasi, misalnya Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) atau Ujian Akhir Sekolah (UAS). Dalam hal ini para guru merasa lebih bebas, lebih leluasa, tidak kaku dan tidak terpaku oleh aturan-aturan baku yang sentralistik, sehingga mereka lebih bisa berkreasi dan berinovasi. Untuk itu, ada sekolah-sekolah yang mampu menerapkan kebijakan ‘full day school’.
Menurut sebagian guru Taman Kanak-kanak yang sebelumnya cukup kreatif, perbedaan sistem sentralisasi dan desentralisasi hampir tidak ada. Para guru tetap mengacu pada kurikulum 1994 dan mereka mengembangkan sendiri tema-tema yang akan diajarkan di kelas. Dengan tema-tema itu mereka dituntut untuk kreatif mengembangkan ide-idenya disesuaikan dengan lingkungan masing-masing. Di samping itu, mereka merasa lebih leluasa karena mereka memang tidak mempunyai buku pegangan seperti guru-guru pada jenjang-jenjang pendidikan di atasnya.
Dengan sistem desentralisasi, guru menjadi fasilitator yang membelajarkan peserta didik. Sebagai subjek, peserta didik harus lebih aktif belajar, mengkonstruksi sendiri pikirannya tentang sesuatu yang sedang dipelajari.
Di balik pemahaman yang cukup bagus tentang desentralisasi pendidikan, sebagian guru yang lain, terutama di daerah pedesaan dan jauh dari sentuhan media masa, tidak tahu menahu bahkan tidak merasakan makna perubahan dari sistem sentralisasi ke desentralisasi, mereka masih melaksanakan kebiasaan-kebiasaan lama. Hampir senada dengan hal itu, guru senior pada umumnya bertahan dengan melakukan kegiatan yang sentralistis. Padahal, perbedaan pemberlakuan sistem penyelenggaraan pendidikan itu sangat berkait dengan ‘kemerdekaan’ proses pembelajaran yang telah mereka alami sebelumnya dan kemampuan guru yang bersangkutan.
Dijumpai juga kepala sekolah yang mengkaitkan desentralisasi pendidikan itu dengan kesiapan serta profesionalisme guru. Desentralisasi pendidikan menyebabkan guru kebingungan karena mereka harus betul-betul mengoptimalkan perannya secara menyeluruh, peran yang selama ini belum pernah mereka lakukan. Sebagai contoh, di era sentralisasi mereka cenderung mengutamakan lima mata pelajaran yang di-EBTANAS-kan, sementara saat sekarang mereka harus mempersiapkan semua mata pelajaran dengan menyeluruh dan profesional.

B.Skenario Pembelajaran ke Depan
Dari hasil wawancara dengan para guru dapat dipahami bagaimana mereka harus melakukan proses pembelajaran di masa yang akan datang, diantaranya adalah:
1.Karena selama ini para guru telah terbiasa melakukan apa yang telah digariskan oleh pemerintah pusat, mereka cenderung pasif mengikuti ketentuan yang telah ada. Dengan desentralisasi pendidikan, para guru menginginkan pendidikan yang lebih profesional, artinya mereka mempunyai kemerdekaan untuk menentukan proses pembelajaran di kelas, tidak diintimidasi atau ditakut-takuti, seperti dalam supervisi, mereka senantiasa takut dan disalahkan. Akibat dari hal ini maka para guru menjadi apatis dan akhirnya kemampuannya tidak bekembang secara profesional.
2.Para guru menginginkan agar penentuan kurikulum bersifat lebih fleksibel, lebih-lebih lagi dalam kaitannya dengan pengelolaan kurikulum muatan lokal.
3.Para guru merasakan lebih berhasil mengajar manakala mereka berperan sebagai fasilitator dan dapat sepenuhnya membimbing peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.
4.Para guru menyadari bahwa proses pembelajaran lebih berhasil mengembangkan potensi peserta didik manakala pembelajaran dilaksanakan secara demokratis, peserta didik tidak dalam suasana tegang dan takut.
5.Khusus untuk guru Taman Kanak Kanak, karena tuntutan membaca dan menulis sudah semakin tinggi, mereka menginginkan agar memperoleh kebebasan dalam mengajarkan membaca dan menulis itu untuk anak kelas TK B. Oleh karena itu, mereka juga mengharapkan agar Pemda dapat lebih memperhatikan peningkatan kualitas pendidikan maupun kesejahteraan guru TK.
Atas phenomena di atas, dan dengan merujuk pada sumber-sumber yang berkembang selama ini, maka menurut penulis proses pembelajaran untuk masa-masa yang akan datang untuk peningkatan kualitas pendidikan dalam rangka desentralisasi pendidikan di Indonesia adalah seperti pada paragraph-paragraph berikut.

1. Pembelajaran dengan Cara dan Iklim yang Demokratis
Desentralisasi pendidikan juga mengandung arti demokratisasi pendidikan, yaitu penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab dan milik bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah yang berhubungan langsung dengan proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dalam rangka memperkuat establishnya nilai-nilai demokrasi di kalangan warga negara dan peserta didik, maka di samping penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan dengan cara dan iklim yang demokratis, proses pembelajaran di kelas pun harus mampu menanamkan nilai-nilai demokrasi bagi peserta didik.
Pendidikan yang demokratis diharapkan mampu memberikan proses yang lebih menyenangkan dan membesarkan hati (mbombong) peserta didik, bukan menekan atau merendahkan kemampuan peserta didik. Penelitian DePorter dan Hernacki (2000) menunjukkan bahwa dalam setiap harinya rata-rata peserta didik memperoleh komentar negatif sebanyak 86%, dan hanya 14% komentar positif. Pendidikan yang lebih demokratis diharapkan dapat merubah suasana tersebut dengan lebih banyak memberi komentar positif kepada peserta didik dibandingkan dengan komentar negatif.
Iklim demokratis juga diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan (fun). Dryden dan Vos (2002) dengan mengutip Kline (1988) menyebutkan bahwa bagi kebanyakan peserta didik, belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan. Pendapat di atas sangat tepat karena ternyata ide itu telah memberikan inspirasi bagi berbagai kalangan untuk menciptakan media pembelajaran, permainan, game, atau software komputer yang sudah menjamur digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah atau di lingkungan rumah tangga.
Kondisi pembelajaran di Indonesia, kalau tidak boleh dibilang dikelola dengan cara yang otoriter, yang jelas masih memerlukan bantuan agar pembelajaran menjadi lebih demokratis. Sesuai dengan idealisme di atas, penelitian Muhammad, Hadiyanto dan Nurli (1998) menunjukkan bahwa iklim kelas yang lebih demokratis mampu membuat prestasi belajar peserta didik menjadi lebih baik.

2. Pembelajaran yang Kooperatif
Erat kaitannya dengan pembelajaran yang demokratis adalah pembelajaran yang kooperatif atau ‘cooperative learning’, yaitu merupakan salah satu strategi guru dalam membelajarkan peserta didik dengan melibatkan peserta didik dalam kelompok kecil untuk melakukan aktivitas belajar guna meningkatkan interaksi yang positif. Menurut Martin (tanpa tahun), cooperative learning dapat meningkatkan prestasi yang dicapai peserta didik, meningkatkan ingatan (retention), penggunaan level alasan yang lebih baik, kepercayaan diri, dan meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi antar peserta didik. Di samping itu, Lyman, Lawrence; Foyle, Harvey C. (1988) menambahkan bahwa cooperative learning dapat meningkatkan motivasi belajar dan membuat peserta didik lebih mendalami materi pelajaran yang dipelajarinya.
Kedua hal di atas, pembelajaran yang demokratis dan cooperative learning, sangat tepat dikaitkan dengan kondisi pendidikan nasional yang harus mampu memberikan sumbangan terhadap pembentukan manusia Indonesia yang lebih demokratis setelah terjerat dalam kondisi otoriter birokratis beberapa dekade yang lalu. Kedua hal itu, menurut hemat penulis dapat mewujudkan praktek pendidikan di Indonesia seperti yang diidamkan Zamroni (2000), yaitu pendidikan yang manusiawi, demokratis dan egaliter.

3. Adaptasi Paradigma ‘Triplization’
Untuk menggapai proses pembelajaran yang lebih cocok sesuai dengan tuntutan masa yang akan datang, di samping memperhatikan dua hal yang telah disebutkan di atas, tepat pula untuk mengadaptasi pendapat Cheng (2001) tentang paradigma baru dalam belajar dan mengajar, yaitu paradigma ‘triplization’ dengan beberapa catatan.
Triplization pada intinya menyebutkan bahwa dalam proses belajar dan mengajar diperlukan tiga wawasan utama, yaitu individualisasi (individualization), lokalisasi (localization) dan globalisasi (globalization). Individualisasi pada intinya merupakan transfer, adaptasi dan pengembangan nilai-nilai ekternal, pengetahuan teknologi dan norma-norma tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik individu. Ide ini lebih banyak berkait dengan motivasi dan kebutuhan manusia. Lokalisasi merujuk pada transfer, adaptasi dan pengembangan nilai-nilai, pengetahuan, teknologi dan norma-norma tingkah laku dari konteks lokal, seperti masyarakat sekitar. Contoh dari hal ini adalah adaptasi teknologi, ekonomi, sosial, politik dan budaya ekternal kepada masyarakat lokal. Sedangkan globalisasi merupakan transfer, adaptasi dan pengembangan nilai-nilai, pengetahuan, teknologi dan norma-norma tingkah laku lintas negara dan masyarakat dalam skala internasional.

Dengan mempelajari ide Cheng (2001) di atas dan dengan memperhatikan kebutuhan pembentukan nilai-nilai kebangsaan yang sedang terancam ‘disintegrasi’, melalui pendidikan untuk masa-masa yang akan datang, maka ‘individualisasi’ yang dimaksud oleh Cheng lebih tepat digantikan dengan semangat kebersamaan (cooperation) seperti yang telah disebutkan pada sub bagian di atas. Dengan demikian, adaptasi paradigma triplization itu menjadi seperti yang tertuang pada tabel berikut.
Meskipun masih sangat sulit bagi para guru di Indonesia untuk menerapkan adaptasi paradigma ‘triplization’ seperti tersebut di atas, lebih-lebih lagi yang berkaitan dengan wawasan global atau internasional, karena bangsa Indonesia harus realistis terbentur pada keterbatasan sumber yang dimiliki oleh sebagian besar sekolah di Indonesia, kebebasan guru untuk mengambil langkah-langkah proaktif sedekat mungkin menuju ke paradigma itu setapak demi setapak perlu diwujudkan. Sekolah-sekolah yang telah mempunyai sumber daya manusia, dalam hal ini guru dan petugas lainnya serta fasilitas yang sudah memadai harus diberikan kebebasan untuk dapat mengimplementasikan ide-ide di atas dengan lebih awal.

C.Otonomi Guru dalam Sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi
Salah satu bentuk inovasi pendidikan yang saat ini sedang diuji-cobakan adalah ‘Kurikulum Berbasis Kompetensi’ (curriculum-based competency). Meskipun ujicoba itu belum diketahui hasilnya, Kurikulum Berbasis Kompetensi ini direncanakan akan diimplementasikan di sekolah-sekolah di Indonesia tahun 2004 sebagai pengganti Kurikulum 1994.
Kurikulum berbasis kompetensi pada dasarnya merupakan perangkat rencana pembelajaran, pengaturan kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai peserta didik, penilaian, kegiatan pembelajaran dan pengembangan sumber daya sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada peserta didik, serta pada pada keberagaman sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kurikulum ini diharapkan dapat benar-benar membuat peserta didik mempunyai kompetensi pada mata pelajaran yang diajarkan, yaitu tidak hanya sampai pada ranah kognitif tingkat rendah, tetapi harus sampai pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor tingkat tinggi.
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) menyebutkan bahwa peran dan tanggung jawab guru dalam implementasi Kurikulum berbasis Kompetensi ini adalah :
1)mempelajari dan memahami kurikulum,
2)menyusun silabus yang sesuai dengan kebutuhan,
3)melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan perencanaan,
4)mengumpulkan dan berbagi gagasan dengan sesama guru tentang perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
5)menghadiri pertemuan-pertemuan di sekolah, KKG/MGMP, tingkat kecamatan, kabupaten atau kota dan propinsi,
6)menyelesaikan tugas-tugas administrasi pembelajaran.
Dalam melaksanakan penilaian, guru harus:
1)memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan belajar mengajar,
2)mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat dalam mengevaluasi dan bercermin diri,
3)melakukan berbagai strategi penilaian untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik,
4)mengakomodasi kebutuhan khusus peserta didik,
5)mengembangkan sistem pencatatan dengan variasi cara dalam pengamatan belajar peserta didik,
6)menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat pencapaian peserta didik.
Untuk menjaring hasil kerja yang dilakukan peserta didik, maka dalam melaksanakan penilaian guru dapat melakukan berbagai bentuk tes, seperti tes tertulis, tes penampilan (performance), penugasan atau proyek dan kumpulan hasil kerja dan tugas peserta didik dengan disertai komentar guru (portofolio).
Dengan memperhatikan rencana pemberlakuan dan muatan Kurikulum Berbasis Kompetensi seperti tersebut di atas, di satu sisi guru memang mempunyai kebebasan dalam melakukan pembelajaran, mulai dari menyusun silabus, melaksanakan pembelajaran di kelas sampai dengan melakukan evaluasi.

Namun di sisi lain, kebebasan itu harus disertai dengan tanggung jawab dan volume tugas yang lebih berat. Oleh karena itu, pemberlakuan kurikulum baru itu harus diikuti oleh pembaharuan yang lain, seperti desiminasi kepada guru, pengurangan jumlah peserta didik maksimal dalam satu rombongan belajar. (Jumlah 40 peserta didik dalam satu rombongan belajar seperti yang diharapkan Puskur Balitbang Depdiknas, adalah jumlah yang masih terlalu besar). Tanpa sentuhan lain dari komponen pendidikan, pemberlakuan kurikulum baru itu hanya sekedar menjadi inefisiensi kebijakan.

SIMPULAN
Pintu otonomi pendidikan nasional telah dibuka lebar oleh pemerintah Indonesia. Berbagai perangkat peraturan dan kebijakan di bidang pendidikan telah dibuat, baik berkait dengan sistem manajemen pendidikan, maupun rencana pembaharuan kurikulumnya. Pembaharuan-pembaharuan itu berimplikasi terhadap kemerdekaan guru dalam mengkreasi proses pembelajaran di kelas.
Proses mengajar dan belajar yang sesuai dengan tuntutan otonomi pendidikan di atas adalah proses yang demokratis dan kooperatif. Untuk membuat guru mampu mengajar secara lebih demokratis, koperatif dan berkompeten seperti idealisme ‘tripilization’, pemerintah dan bangsa Indonesia masih harus bekerja keras memperbaiki komponen pendidikan yang lain, seperti kualitas dan mentalitas guru, sarana dan prasarana pembelajaran. Tanpa sentuhan komponen yang lain sebagai bagian dari suatu sistem pendidikan nasional, perubahan pembaharuan itu hanya akan menjadi kebijakan yang tidak efektif dan efisien.

Daftar Pustaka

Cheng, Y.C., 2001. ‘New Vision of School-based Management: Globalization, Localization, dan Individualization’. Paper presented on the First National Conference on School-based Management organized by the Ministry of Education of the Israel Government, Kfar Maccabiah, 1 – 6 April 2001.
DePorter, D. dan Hernacki, M., 2000. Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Direktorat SLTP, Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Buku 1 Konsep dan Pelaksanaan. Jakarta: Ditjen Dikdasmen, Depdiknas.
Dryden, G dan Vos, J., 2002. Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa.
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Surakhmad, W., 2002. ‘Implikasi Manajemen Pendidikan Nasional dalam Konteks Otonomi Daerah’ Makalah disampaikan pada Konferensi Nasional Manajemen Pendidikan, tanggal 8 s/d 10 Agustus 2002 di Hotel Indonesia, Jakarta.
Zamroni, 2001. Pendidikan untuk Demokrasi, tantang menuju civil society. Yogyakarta: Biograf Publishing

read more..

Ngapain aja sich organ tubuhmu?


Oh, jantung tuh piketnya jam 11!
Nggak Cuma kamu aja yang punya jadwal piket kelas. Organ tubuh kamu juga punya . ini buktinya!

LAMBUNG
07.00-09.00: jam piket organ lambung lagi kuat-kuatnya nih, sebaiknya lakukan sarapan untuk proses pembentukan energi tubuh sepanjang hari. Minun jus buah sebelum sarapan juga bagus tuh, soalnya perut masih kosong. So, zat yang berguna cepat terserap tubuh.

LIMPA
09.00-11.00: jam segini, limpa lagi aktif mentransportasi cairan nutrisi untuk energi pertumbuhan. Kalau kamu sampai terserang ngantuk, berarti fungsi limpa lemah. Kurangi konsumsi gula,lemak,minyak dan protein hewani.

JANTUNG
11.00-13.00: kamu harus istirahat, hindari panas dan gerak badan yang terlalu aktif. Hindari emosi terutama buat yang punya gangguan di pembuluh darah.


HATI
13.00-15.00: jam piket organ hati lemah. Tidur bias jadi jalan keluar, soalnya darah merah bisa berkumpul dan bisa terjadi proses regenerasi sel-sel hati. Kalu fungsi hati kuat, tubuh juga ikut kuat menangkal semua penyakit.

PARU-PARU
15.00-17.00: paru-paru melemah! Perlu tidur untuk proses pembuangan racun dan proses pembentukan energi paru-paru. Zzzzzz……. Berarti nyambung tidur dari jam satu tadi ya?

GINJAL
17.00-19.00: jam piket organ ginjal kuat, sebaiknya pakai buat belajar, soalnya lagi terjadi proses pembentukan susmsum tulang dan otak buat kecerdasan.

LAMBUNG
19.00-21.00: gentian lambung yang lemah. Hindari makanan yang susah dicerna atau nggak usah dimakan sama sekali.

LIMPA
21.00-23.00: predikat lemah jatuh ke limpa. Istirahat sambil mendengarkan musik yang menenangkan jiwa bias meningkatkan imunitas alias kekebalan.

JANTUNG
23.00-01.00: jam piket organ jantung lemah. Sebaiknya udah beristirahat tidur, kalau muasih terus bekerja atau bergadang, bisa berbahaya tuh buat jantung. So, bergadang jangan bergadang, itu tiada artinya he-he-he…

HATI
01.00-03.00: kaut hati = kuat system metabolisme. Di jam ini terjadi proses pembuangan racun or limbah hasil metabolisme tubuh. Kalau ada gangguan fungsi hati, biasanya kelihatan dari kotoran dan gangguan mata. Ayo waspada!

PARU-PARU
03.00-05.00: paru-paru lagi kuat. Terjadi proses pembuangan limbah/racun pada organ paru-paru. Kalau batuk-batuk, bersin-bersin dan berkeringat, berarti mungkin ada gangguan fungsi paru-paru. Jam segini asiknya sih dibuat olah nafas kayak yoga.

USUS BESAR
05.00-07.00: untuk penjelasan ini simple aja, biasakan buang air besar secara teratur ho-ho-ho….

read more..

Gigi Kamu Sehat Gak ?


Semenjak kanak-kanak kita percaya bahwa fluoride sangat baik untuk gigi. Sekolah kita, para dokter gigi dan lembaga pemerintahan mengatakan hal itu setiap hari, dari tahun ke tahun. Mari kita lihat lebih dekat tentang kenyataan yang sesungguhnya dari fluoride.

"Agustus 2002 - Belgia menjadi negara pertama di dunia yang melarang penggunaan
berbagai suplemen fluoride, tablet ber-fluoride, obat tetes ber-fluoride, dan
permen karet ber-fluroide yang selama puluhan tahun dipromosikan sebagai batu
permata untuk gigi, lalu ditarik dari pasaran, karena beracun dan menyebabkan
resiko besar bagi kesehatan fisik maupun psikologis. Keputusan ini dikeluarkan
oleh menteri kesaehatan masyarakat federal."
[www.shirleys-wellness-cafe.com/#belgium]

Tahun 1990, telah dirampungkan penelitian 10 tahun tentang masalah 'racun'
sebagai Program Nasional Pemerintah Federal Amerika Serikat (bagian dari
Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat) untuk mengatur berbagai
kemungkinan bahwa fluoride dapat menyebabkan kanker. Lebih mengejutkan bagi
mereka, bahwa ternyata tumor tulang ditemukan pada hewan percobaan sebagai
reaksi langsung pemberian fluoride. Bahkan sebelum penelitian itu selesai,
Program Penelitian Nasional Masalah Racun (NTP) telah menghubungi Lembaga
Perlindungan Lingkungan Hidup untuk memberi informasi bahwa fluoride bersifat
karsinogenik (menyebabkan kanker).

Hypothyroidism (tiroid yang kurang aktif) saat ini merupakan salah satu masalah
kesehatan yang paling umum di Amerika Serikat. Synthroid, obat yang diberikan
resep para dokter untuk mengatasi Hypothyroidism, adalah obat nomor 4 yang
paling banyak dituliskan resepnya oleh para dokter di Amerika tahun 2000.
Gejalanya meliputi : depresi, kelelahan, bertambahnya berat badan, nyeri otot
dan rasa sakit lainnya, meningkatnya kolesterol dan sakit jantung. Sebuah
penelaahan awal dari penelitian kanker yg dilakukan oleh Program Toksikologi
Nasional (Washington-USA) juga melaporkan bahwa tikus-tikus yang diberi sejumlah
fluoride memiliki tumor tiroid, tumor rongga mulut dan tumor hati yang
sebenarnya jarang terjadi; akan tetapi berita mengenai tumor-tumor ini akhirnya
tenggelam dalam suasana kontroversial yang justru muncul. Menurut Dr.William
Marcus -Ketua para ahli toksikologi-tenggelamnya berita tentang tumor-tumor
tersebut secara politik memang disengaja dan tidak ada penjelasan yang dapat
mempertahankannya secara i lmiah. Sebuah penelitian terbaru mengenai wabah
penyakit oleh seorang ilmuwan Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Amerika Serikat
menemukan bahwa kemandulan pada perempuan berhubungan dengan meningkatnya level
kandungan fluoride dalam air minum (3 ppm).

"Dr.Phyllis Mullenix dari Institut Penelitian Forsyth Universitas Harvard
(sebuah institut penelitian gigi) menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan
bahwa fluoride lebih efektif dalam menurunkan tingkat IQ pada anak, dibandingkan
timah" [excerpt from www.naturalrearing.com]

Ketidakbergunaan fluoride sendiri sudah lama diragukan di seluruh dunia untuk
waktu yang lama. Setelah bertahun-tahun setidaknya 12 pemenang penghargaan nobel
di bidang obat-obatan dan kimia telah memperingatkan berbagai resiko kesehatan
yang berhubungan dengannya. Mengkonsumsi fluoride khususnya pada anak-anak bukan
hanya tidak berguna, tapi jelas-jelas berbahaya. Gigi dan tulang yg kekurangan
kalsium akibat fluoride bahkan diberi nama fluorosis. Fluoride memiliki sifat
yang sangat reaktif dan dapat terserap ke dalam tulang-tulang dan sel-sel hingga
terakumulasi. Memang, permukaan gigi menjadi lebih keras, tapi gigi itu sendiri
menjadi lebih rapuh. DAri banyak penelitian temuan itu muncul bahwa fluoride
bertanggung-jawab dalam beberapa masalah kesehatan seperti : kerangka tulang
yang menjadi tidak beraturan, keropos tulang, bahkan hingga kanker tulang. Otak
juga tidak dapat terhindar karena fluoride menyebabkan pengaruh negatif pada
sistem saraf dan sistem kekebalan tubuh, dan pada anak-anak (khususnya) dapat
menyebabkan kelelahan yang kronis, IQ rendah, sulit berkonsentrasi, kelesuan dan
depresi.

Apakah anda pernah melihat anak-anak dan remaja di antara keluarga dan
teman-teman anda yang mempunyai noda atau flek pada gigi mereka? atau memiliki
garis-garis gelap yang terlihat seperti lubang? Itu adalah efek dari mendpatkan
fluoride yang berlebihan. Pada sebagian komunitas, kejadian gigi fluorosis
(keropos), merupakan tanda pertama yang dapat terlihat dari kontaminasi
fluoride. Fluoride yang diberikan melalui mulut untuk berkumur dan memperkuat
gigi pada anak-anak sangatlah beracun dalam perkembangan biologis mereka,
rentang hidup dan kesehatan mereka secara umum. Penelitian di Cina telah
memperlihatkan adanya korelasi bahwa bahkan dengan pemberian dosis fluoride yg
rendah pun telah menyebabkan berkurangnya kecerdasan pada anak.

Mungkin Anda akan berpikir bahwa sedikit fluoride dalam pasta gigi anda tidak
akan menjadi masalah, toh anda tidak menelannya. Tapi apakah anda yakin bahwa
selama anda dengan setianya memakai pasta gigi tersebut, anda tidak pernah
dengan TIDAK SENGAJA menelannya? Apalagi dengan kadar yang rata-rata sebesar
0,8% dari kandungan total dari pasta gigi anda. Dan jangan lupakan ketika anda
masih kanak-kanak dan baru mulai belajar menyikat gigi dengan pasta gigi yang
sudah dimodifikasi sedemikian rupa hingga memberi sensasi seperti sedang
mengulum es krim atau permen. Apakah anda masih berani berkata bahwa anda tidak
pernah menelannya, pada saat itu [sekedar untuk mencicipi rasanya yang manis]?

Citra Fluoride yang positif di Amerika (bahkan hampir di seluruh dunia) mungkin
karena manipulasi yg seolah-olah baik namun tidak menerima berbagai temuan
penelitian dan memecat para ilmuwan yang berani mempertanyakan keuntungan
fluoride. Dr.William Marcus, sendiri kehilangan pekerjaannya di tahun 1991
setelah dia bersikukuh lewat hasil penelitiannya yang membuktikan bahwa fluoride
dapat menyebabkan kanker.

Fluoride, Gigi & Bom Atom, oleh Joel Griffiths & Chris Bryson - Juli 1997.
Setelah hari-hari PD II, ketika Amerika memenangkan peperangan dengan membuat
bom atom pertama di dunia, para pemimpin kesehatan masyarakat telah membiarkan
dan menyatakan bahwa dosis kecil dari fluoride aman bagi manusia, dan baik untuk
gigi. Pernyataan aman tersebut kini harus diuji kembali dengan sejelas-jelasnya,
terkait dengan penemuan sebuah bundel dokumen-dokumen rahasia jaman PD II yang
telah berhasil diperoleh Griffiths & Bryson. Termasuk di dalamnya,
dokumen-dokumen yang tidak diklarifikasi dari Proyek Manhattan, tentang kelompok
militer Amerika yang membuat bom atom. Menurut dokumen-dokumen tersebut,
Fluoride adalah zat kimia kunci dalam memproduksi bom atom. Jumlah Fluoride yang
sangat banyak, jutaan ton sangat esensial untuk membuat bom uranium dan
plutonium alias senjata nuklir selama perang dingin. Dokumen-dokumen itu
menyebutkan, salah satu zat kimia yang dikenal paling beracun adalah fluoride,
yang muncul secara cepat sebagai racun kimiawi dari program bom atom Amerika
Serikat, baik untuk para pekerjanya maupun masyarakat di sekitarnya.
[www.rvi.net/~fluoride/fluoride_teeth_atomic_bomb_.htm]

"Isi dari tube pasta gigi yang mengandung fluoride, ukuran keluarga cukup untuk
membunuh anak seberat 12 kilogram" [www.all-natural.com/fleffect.html]

Fakta-Fakta Ilmiah : Efek Biologis dari Fluoride

# Fluoride telah digunakan untuk memodifikasi perilaku dan suasana hati manusia.
Diketahui bahwa ada fakta yang menunjukkan sejumlah fluoride yang ditambahkan ke
dalam air minum untuk para pesakitan dapat membuat mereka jinak dan dapat
dicegah untuk bertanya pada yang berwenang, baik di penjara Nazi dalam Perang
Dunia II maupun dalam penjara Soviet di Siberia.
# Fluoride memiliki efek kecil atau bahkan nyaris tidak memberi efek sama sekali
dalam mencegah kerusakan pada manusia. Pada tahun 1990, Dr John Colquhoun
dipaksa memasuki pensiun awal di selandia baru, SETELAH ia melakukan penelitian
dan menemukan bahwa tidak ada perbedaan kerusakan gigi antara yg diberi fluoride
dengan yang tidak. Ia juga menemukan bahwa sejumlah anak-anak yang diberikan
fluoride, telah menderita keropos gigi (fluorosis).
# "Fluoridasi adalah kasus penipuan ilmiah terbesar abad ini. " ujar Robert
Carlton, Ph.D., mantan ilmuwan EPA Amerika Serikat di Perusahaan Broadcast
Kanada, 24 November 1992. [www.anglicancommunion.org]

Buku yang berjudul "The Fluoride Deception" (penipuan dengan fluoride),
merupakan salah satu cerita tentang rahasia besar pada masa kini. Tentang
bagaimana berbagai racun di tempat kerja yg mencemarkan dan sebagai polutan dari
jaman PD II, telah ditambahkan pada air minum dan pasta gigi kita. Sebuah
penyalahgunaan kekuasaan yang kronis & sebuah industri negara yang mensponsori
propaganda kesehatan; Buku ini mendeskripsikan bagaimana militer dan para
ilmuwan industri, serta para pejabat kesehatan "mengubur" informasi tentang
fluoride yang berpotensi untuk merusak kesehatan manusia, sementara mereka
mempromosikan penggunaannya untuk kesehatan gigi.

Sebagian besar negara-negara Eropa, termasuk di dalamnya Jerman, Swedia,
Perancis dan Belanda sudah melarang penggunaan Fluoride untuk kesehatan
masyarakat. Sayangnya, di Indonesia, hampir tidak ada pasta gigi yg bebas
fluoride. Termasuk "siwak","oral-B" dan "enzim" sekalipun. Walaupun kadar
fluoride pada "Enzim" termasuk yg paling rendah [0,24%] dibandingkan merk lain
yang rata2 mencapai hingga 0,8%. [Pi]

read more..

"Atlantis"


Legenda yang berkisah tentang "Atlantis", pertama kali ditemui dalam karangan filsafat Yunani kuno: Dua buah catatan dialog Plato (427-347 SM) yakni: buku Critias dan Timaeus.

Pada buku Timaeus, Plato berkisah: Di hadapan "Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya,
di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang esar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.

Dalam legenda, yang mendirikan kerajaan Atlantis adalah dewa laut Poseidon. Di atas sebuah pulau, ada seorang gadis muda yang kedua orang tuanya meninggal,
Poseidon memperistri gadis muda itu dan melahirkan lima anak kembar, kemudian Poseidon membagi keseluruhan pulau menjadi 10 wilayah, masing-masing diserahkan pada 10 anak untuk menguasai, dan anak sulung ditunjuk sebagai penguasa tertinggi. Karena anak sulung lelaki ini bernama Atlan, oleh karenanya
menyebut nama negeri tersebut sebagai kerajaan "Atlantis".

Satu bagian dalam dialog buku Critias, tercatat kisah Atlantis yang dikisahkan oleh adik sepupu Critias. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog. Kisahnya berasal dari cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga mendengarnya dari
seorang penyair Yunani bernama Solon ( 639-559 SM). Solon adalah yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur mengetahui legenda Atlantis. Catatan dalam dialog, secara garis besar seperti berikut ini:

"Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya: istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertakhtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan
peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat, tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang."

Penyelidikan Arkeolog
Menurut perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun yang silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan, keadaan
kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan rahib terkenal setempat
waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga menekankan, karena hal itu adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.

Jika semua yang diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan
Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an, laut Bermuda
yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida pernah berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.

Suatu hari di tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di ggusan Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus andang
hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali ke kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut ada sebuah jalan besar! Beberapa penyelam secara bersamaan terjun ke bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar yang dibangun dengan menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar kecilnya batu dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat
rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?

Awal tahun '70-an, sekelompok peneliti telah tiba di sekitar kepulauan Yasuel, Samudera Atlantik. Mereka telah mengambil inti karang dengan me gebor pada
kedalaman 800 meter di dasar laut, atas ungkapanilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah daratan pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan yang ditarik atas
dasar teknologi ilmu pengetahuan, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato! Namun, apakah di sini tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis?

Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia! pakah ini dibangun oleh orang Atlantis?

Tahun 1979, ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat canggih menemukan piramida di dasar laut "segitiga maut" laut Bermuda. Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.

Piramida besar ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban
piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?

Tahun 1985, dua kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut "segitiga maut". Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran, jalan
besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan: "Mutlak percaya, yang kami temukan adalah Benua Atlantik! Sama persis seperti yang dilukiskan Plato!" Benarkah itu?

Yang disayangkan, piramida dasar laut segitiga Bermuda, berhasil diselidiki dari atas permukaan laut dengan menggunakan instrumen canggih, hingga kini belum ada seorang pun ilmuwan dapat memastikan apakah sebuah bangunan yang benar-benar dibangun oleh tenaga manusia, sebab mungkin saja sebuah puncak gunung bawah air yang berbentuk limas.

Foto peninggalan bangunan kuno di dasar laut yang diambil tim ekspedisi Rusia, juga tidak dapat membuktikan di sana adalah bekas tempat kerajaan Atlantis. Setelah itu ada tim ekspedisi menyelam ke dasar samudera jalan batu di dasar lautan Atlantik Pulau Bimini, mengambil sampel "jalan batu" dan dilakukan penelitian laboratorium serta dianalisa. Hasilnya menunjukkan, bahwa jalan batu ini umurnya belum mencapai 10.000 tahun. Jika jalan ini dibuat oleh bangsa kerajaan Atlantis, setidak-tidaknya tidak kurang dari 10.000 tahun. Mengenai foto yang ditunjukkan kedua kelasi Norwegia itu, hingga kini pun tidak dapat membuktikan apa-apa.

Satu-satunya kesimpulan tepat yang dapat diperoleh adalah benar ada sebuah daratan yang karam di dasar laut Atlantik. Jika memang benar di atas laut Atlantik
pernah ada kerajaan Atlantis, dan kerajaan Atlantis memang benar tenggelam di dasar laut Atlantik, maka di dasar laut Atlantik pasti dapat ditemukan bekas-bekasnya. Hingga hari ini, kerajaan Atlantis tetap merupakan sebuah misteri sepanjang masa.

(Sumber: Kumpulan Tulisan Aries)

read more..

Kamu Kenal Allah ?

Allah, Siapa sih Dia?

Lebih dari 80 % orang di muka bumi ini yang mengaku muslim sebenarnya masih sangat ragu dengan eksistensi Allah. Yuuk, kita cari jawabannya.

Allah? Apa sih itu?
Allah adalah zat yang menciptakan langit dan bumi, serta segala yang ada di dalamnya

Benarkah Allah itu ada?
Allah itu ada, tapi tidak mungkin alias mustahil jadi satu dengan sesuatu yang menjadi ciptaannya.

Lalu, bagaimana Allah itu?
Sebagai seorang pencipta Dia mustahil sama dengan makhluk ciptaannya. Dia juga tetap hidup, ada atau tidak ada alam ini. Dia pun juga akan tetap “utuh” walaupun semua yang diciptakan-Nya itu rusak.

Apa Allah itu juga bisa mendengar, berbicara, dan melihat seperti manusia?
Allah bisa mendengar, berbicara, dan melihat, tapi berbeda dengan manusia. Allah memiliki Alat yang digunakan untuk mendengar, berbicara, dan melihat lebih hebat dari yang dimiliki oleh manusia.



Apa Allah itu juga bisa mendengar, berbicara, dan melihat seperti manusia?Allah bisa mendengar, berbicara, dan melihat, tapi berbeda dengan manusia. Allah memiliki Alat yang digunakan untuk mendengar, berbicara, dan melihat lebih hebat dari yang dimiliki oleh manusia.

Allah itu sebenernya laki-laki atau perempuan sih ?
Allah itu berbeda dengan makhluknya. Jadi allah itu ngak laki-laki juga nggak perempuan.

Apa benar Allah itu nggak punya orang tua dan anak ?
Allah memang tidak punya orang tua dan anak. Coba bayangkan kalau Allah punya orang tua dan anak pasti Allah akan lebih ribut ngurusi keluarganya daripada ngurusi makhluknya. Selain itu karena Allah itu nggak laki-laki juga nggak perempuan sehingga nggak mungkin kan kalau Allah punya anak.

Lalu, bagaimana sih sebenarnya kekuasaan Allah itu sebagai Tuhan?
Karena Allah adalah penguasa tunggal, sehingga kekuasaannya mutlak. Tapi, Allah punya kasih dan sayang sehingga Allah mau mendengarkan apa yang diminta oleh makhluknya.

Kalau begitu, Allah itu beneran nggak sih mau ngasih apa yang diminta oleh makhluknya, (karena Allah nggak pernah langsung ngasih apa yang kita minta) ?
Kalau Allah nggak beneran mau ngasih apa yang diminta oleh makhluknya berarti Allah nggak sayang sama makhluknya. Kalau Allah nggak sayang sama makhluknya, Allah bakal minta bayaran sama apa yang telah Allah berikan pada kita di dunia ini. Untuk urusan kenapa Allah nggak langsung ngasih apa yang kita minta itu karena Allah ingin ngetes kita mintanya sungguh-sungguh atau tidak.

read more..

Selasa, 22 Desember 2009

Jika



Jika saja Allah memberikan kita serba 2...Yaaa, allah memberi kita 2 pasang mata, memberi kita 2 pasang tangan dan lainnya tapi Allah hanya memberikan kita 1 (satu) hati...kenapa ? Karena kita diminta untuk mencari pasangan hati yang laiinya seperti halnya Allah berfirman dalam Kitabnya bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan.

read more..